Meneropong Sudut Ilmiah Gerakan Aksi Bergizi

 UJIAN TENGAH SEMESTER (SMT 1)


NPM : 210104220077
Nama : Nazwa Salsabila
Semester : 1
Kelas : B
Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia


  • Tema : Kesehatan 

  • Topik : 


Kondisi gizi di Indonesia sungguh memprihatinkan, sebab tengah bernaung tiga kasus utama yakni stunting, anemia, obesitas, dan menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, 3-4 dari 10 remaja Indonesia menderita anemia, sehingga hal tersebut menggerakan Kementerian Kesehatan untuk menggelar Gerakan Nasional Aksi Bergizi, dengan menyasar 1028 sekolah, salah satunya SMP Negeri 8 Bandung bersama Puskesmas Ujung Berung Indah guna menyebar tablet penambah darah.  


  • Judul : Meneropong Sudut Ilmiah Gerakan Aksi Bergizi

  • Kerangka : 

  • Pembuka (Intro) : 


Lapangan Basket beralaskan paving block segi enam yang berpadu padan dengan gedung bangunan sekolah berwarna oranye krem, tertampak serasi dengan kerumunan siswa kelas 7 dan 8 yang tengah mengenakan baju olahraga oranye hitam. Rabu pagi di penghujung bulan Oktober ini, mereka nampak seakan mimikri dengan bangunan SMP Negeri 8 Bandung. Di pinggiran lapang, tertampak beberapa guru sedang memperhatikan jalannya kegiatan, agar berlangsung dengan kondusif.


Jikalau reka ulang adegan beberapa hari kebelakang, selepas pihak Puskesmas Ujung Berung Indah mendatangi SMP Negeri 8 Bandung, kepala sekolah langsung membentuk tim, lantas menunjuk Dian untuk menjadi Ketua Panitia Kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini. Faktanya, Kementerian Kesehatan menjadi sosok penting dibalik acara tersebut.


  • Isi (Perangkai & Tubuh)

Perangkai : 


Dian sebagai ketua panitia menuturkan, perihal Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini hendak berlangsung dalam berbagai kegiatan. Diawali senam bersama, lantas sambutan guru-guru, dilanjut pihak puskesmas yang berkuasa penuh atas jalannya acara dengan sarapan bersama, penyebaran tablet penambah darah, pematerian, dan sesi tanya jawab selaku penghujung kegiatan. Rangkaian kegiatan itu, tentu tak hanya semata-mata dilakukan, sebab terdapat tujuan yakni untuk menekan kasus stunting di tanah air. Dan tentu saja, besar harapan mereka terhadap kegiatan ini mampu memberikan pencegahan masalah gizi bagi para remaja. 

Tubuh :


Kondisi gizi para remaja di Indonesia betulan kurang berkualitas, satu dari banyaknya hal disebabkan maraknya minuman manis seperti boba dan makanan yang dinilai kurang sehat layaknya junk food. Oleh sebab itu, tak jarang ihwal remaja obesitas ditemukan. Ada pula peran orang tua yang tak acuh akan pemberian pola makan. Padahal, hal itu sangat penting bagi tumbuh kembang anak ataupun remaja. Di samping pola makan, aktivitas fisik dan olahraga juga tak kalah pentingnya. 


Tubuh sehat dengan kebutuhan energi yang cukup didapatkan dari makanan, sedangkan dalam prosesnya, seperti metabolisme, tubuh yang bergerak tentunya dapat berpengaruh. Oleh sebab itu, aktivitas fisik dan olahraga yang baik dapat membantu para remaja terhindar dari penyakit gizi berlebih seperti obesitas. Aktivitas fisik ini, tengah dicontohkan oleh para siswa SMP Negeri 8 Bandung dalam kegiatan aksi gizi yakni senam bersama di pagi hari.


Salah satu program pemerintah yang dapat disebarkan kepada masyarakat terlebih anak remaja yaitu “isi piringku”. Program tersebut merupakan program pengganti “empat sehat lima sempurna” yang kini dirasa kurang relevan. Isi piringku ini meliputi makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan sayuran. Hal tersebut dilakukan pula oleh para siswa pada rangkaian kegiatan aksi gizi dengan memakan bekal bersama, yang dimana bekal tersebut berisikan empat komponen dari program isi piringku. Secara tidak langsung pula, mampu meningkatkan kesadaran pola makan dan gizi seimbang. 


“Gizi tak hanya sebatas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Tapi gizi juga berperan sangat penting dalam sistem yang ada di dalam tubuh, baik itu sistem pencernaan, sistem imunitas, sistem hormon atau endokrin, metabolisme, dan lain sebagainya,” ujar Silvia Nurazizah, selaku mahasiswa D4 Gizi Poltekkes. 


Silvia atau lebih akrab dipanggil Via itu menambahkan, bahwasannya kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda. Seperti kebutuhan gizi untuk pria dan wanita; kebutuhan gizi untuk bayi, anak-anak, remaja dan dewasa; serta kebutuhan gizi untuk orang yang sehat dan sakit. Semuanya diatur dalam ilmu gizi supaya tercukupinya kebutuhan gizi setiap individu di masyarakat. 


Pemberian tablet penambah darah yang dilakukan pihak puskesmas kepada para siswa perempuan itu, tentunya berguna jangka panjang bagi pencegahan anemia. Sebab nantinya, para remaja putri ketika beranjak dewasa dan menikah, akan mengandung dan melahirkan. Kondisi ibu dan bayi yang dikandung tentu harus sehat, sehingga mencegah stunting pada anaknya kelak di masa depan nanti.

  • Penutup : 


Rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi tersebut, tentu saja menuai berbagai manfaat terlebih bagi para remaja. Sebab, gizi bukan hanya perihal makanan semata, tetapi berkaitan pula dengan kesehatan, kebiasaan, ilmu pangan, dan segala macam proses serta sistem didalamnya yang berhubungan dengan tubuh suatu individu. Keragaman pangan di Indonesia juga, sangat beragam dan memiliki banyak kandungan gizi yang sangat baik. Bercermin dari fakta tersebut, masyarakat Indonesia khususnya para remaja harus mampu memanfaatkan kondisi yang ada, guna menekan angka gizi buruk yang melanda.


  • Tulisan :


Meneropong Sudut Ilmiah Gerakan Aksi Bergizi



Lapangan Basket beralaskan paving block segi enam yang berpadu padan dengan gedung bangunan sekolah berwarna oranye krem, tertampak serasi dengan kerumunan siswa kelas 7 dan 8 yang tengah mengenakan baju olahraga oranye hitam. Rabu pagi di penghujung bulan Oktober ini, mereka nampak seakan mimikri dengan bangunan SMP Negeri 8 Bandung. Di pinggiran lapang, tertampak beberapa guru sedang memperhatikan jalannya kegiatan, agar berlangsung dengan kondusif.


Jikalau reka ulang adegan beberapa hari kebelakang, selepas pihak Puskesmas Ujung Berung Indah mendatangi SMP Negeri 8 Bandung, kepala sekolah langsung membentuk tim, lantas menunjuk Dian untuk menjadi Ketua Panitia Kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini. Faktanya, Kementerian Kesehatan menjadi sosok penting dibalik acara tersebut.


Dian sebagai ketua panitia menuturkan, perihal Gerakan Nasional Aksi Bergizi ini hendak berlangsung dalam berbagai kegiatan. Diawali senam bersama, lantas sambutan guru-guru, dilanjut pihak puskesmas yang berkuasa penuh atas jalannya acara dengan sarapan bersama, penyebaran tablet penambah darah, pematerian, dan sesi tanya jawab selaku penghujung kegiatan. Rangkaian kegiatan itu, tentu tak hanya semata-mata dilakukan, sebab terdapat tujuan yakni untuk menekan kasus stunting di tanah air. Dan tentu saja, besar harapan mereka terhadap kegiatan ini mampu memberikan pencegahan masalah gizi bagi para remaja Indonesia. 


Kondisi gizi para remaja di Indonesia betulan kurang berkualitas, satu dari banyaknya hal disebabkan maraknya minuman manis seperti boba dan makanan yang dinilai kurang sehat layaknya junk food. Oleh sebab itu, tak jarang ihwal remaja obesitas ditemukan. Ada pula peran orang tua yang tak acuh akan pemberian pola makan. Padahal, hal itu sangat penting bagi tumbuh kembang anak ataupun remaja. Di samping pola makan, aktivitas fisik dan olahraga juga tak kalah pentingnya. 


Tubuh sehat dengan kebutuhan energi yang cukup didapatkan dari makanan, sedangkan dalam prosesnya, seperti metabolisme, tubuh yang bergerak tentunya dapat berpengaruh. Oleh sebab itu, aktivitas fisik dan olahraga yang baik dapat membantu para remaja terhindar dari penyakit gizi berlebih seperti obesitas. Aktivitas fisik ini, tengah dicontohkan oleh para siswa SMP Negeri 8 Bandung dalam kegiatan aksi gizi yakni senam bersama di pagi hari.


Salah satu program pemerintah yang dapat disebarkan kepada masyarakat terlebih anak remaja yaitu “isi piringku”. Program tersebut merupakan program pengganti “empat sehat lima sempurna” yang kini dirasa kurang relevan. Isi piringku ini meliputi makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan sayuran. Hal tersebut dilakukan pula oleh para siswa pada rangkaian kegiatan aksi gizi dengan memakan bekal bersama, yang dimana bekal tersebut berisikan empat komponen dari program isi piringku. Secara tidak langsung pula, mampu meningkatkan kesadaran pola makan dan gizi seimbang. 


“Gizi tak hanya sebatas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Tapi gizi juga berperan sangat penting dalam sistem yang ada di dalam tubuh, baik itu sistem pencernaan, sistem imunitas, sistem hormonal, metabolisme, dan lain sebagainya,” ujar Silvia Nurazizah, selaku mahasiswa D4 Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Bandung. 


Silvia atau lebih akrab dipanggil Via itu menambahkan, bahwasannya kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda. Seperti kebutuhan gizi untuk pria dan wanita; kebutuhan gizi untuk bayi, anak-anak, remaja dan dewasa; serta kebutuhan gizi untuk orang yang sehat dan sakit. Semuanya diatur dalam ilmu gizi supaya tercukupinya kebutuhan gizi setiap individu di masyarakat. 


Pemberian tablet penambah darah yang dilakukan pihak puskesmas kepada para siswa perempuan itu, tentunya berguna jangka panjang bagi pencegahan anemia. Sebab nantinya, para remaja putri ketika beranjak dewasa dan menikah, akan mengandung dan melahirkan. Kondisi ibu dan bayi yang dikandung tentu harus sehat, sehingga mencegah stunting pada anaknya kelak di masa depan nanti.


Rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Aksi Bergizi tersebut, tentu saja menuai berbagai manfaat terlebih bagi para remaja. Sebab, gizi bukan hanya perihal makanan semata, tetapi berkaitan pula dengan kesehatan, kebiasaan, ilmu pangan, dan segala macam proses serta sistem didalamnya yang berhubungan dengan tubuh suatu individu. Keragaman pangan di Indonesia juga, sangat beragam dan memiliki banyak kandungan gizi yang sangat baik. Bercermin dari fakta tersebut, masyarakat Indonesia khususnya para remaja harus mampu memanfaatkan kondisi yang ada, guna menekan angka gizi buruk yang melanda.



  • Sumber : 

  • Narasumber 1 : Silvia Nurazizah, Mahasiswa D4 Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Bandung (18).

  • M. Romli, A.S. (2020). Jurnalistik Online. Bandung: Nuansa Cendikia.

  • Utami, S., Kamil, R., & Chusna, Z. (2022). PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH TERJADINYA STUNTING. Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau, 2(2), 30-33. 


  • Foto/Image : 


Source ; google. 


Komentar